Saturday, May 10, 2025
27 C
Brunei

    Berita Terkini

    Dibelenggu dilema pekerjaan, rumah tangga anak mulai goyah

    Salam sejahtera kepada semua pembaca Media Permata, sekadar ingin berkongsi untuk dijadikan iktibar bersama. Aku hanyalah seorang insan yang bergelar ibu, yang kerap duduk termenung di beranda rumah kami.

    Anakku, Azman, kini berusia 40 tahun dan dibelenggu masalah yang tak kunjung padam. Dia masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil, sementara perkahwinannya yang baru saja genap dua tahun juga nampaknya mulai goyah sejak kebelakangan ini.

    Hatiku pilu melihat Azman, yang dulu penuh bersemangat, kini lesu dihimpit beban hidup.

    “Semasa kecil, Azman selalu gembira, tawanya bergema mengisi halaman ini,” bisikku dalam hati, sambil mataku tak lepas dari foto-foto lama yang menghiasi dinding ruang tamu.

    Setiap hari, Azman berusaha keras, keluar rumah pada awal subuh dan pulang pada lewat malam, namun apakan daya, langit tak selalu cerah.

    Gambar Freepik

    Pekerjaan yang diharapkannya tak kunjung tiba. Apa yang dapat ku berikan hanyalah sokongan moral dan doa, namun itu terasa tidak cukup untuk meringankan beban yang dipikulnya. Apatah lagi dengan keadaan rumah tangganya yang kian hari kian terasa renggang.

    Suatu petang, aku memanggilnya ke beranda sambil menyiapkan dua cangkir teh hangat.

    Dengan penuh kasih, aku berkata kepadanya, “Lai, walau apa pun yang terjadi, mama ada di sini, selalu mendengarkan dan membantu. Jangan pernah lemah semangat lai.”

    Azman nampak letih, ia menghela nafas sebelum menjawab, “Terima kasih, ma. Inda pernah ku terbayang macam mana keadaan ku tanpa Mama. Banar pulang ma, kadang ada jua ku terasa ngalih, bukan ngalih apa-apa…ganya ngalih berusaha tapi akhirnya tetap jua nada hasilnya, ma.”

    Dengan lembut, aku menggenggam tangannya, “Mungkin ani tah saatnya kitani mencari jalan alternatif lai. Ada baiknya kalau kau pertimbangkan untuk mencari kursus yang dapat membuka peluang baharu atau mungkin pekerjaan sampingan. Dan pasal rumah tanggamu atu, bisai tah kadikau berbicara secara terbuka dan jujur sama binimu. Hanya dengan cara cematu tah saja dan dengan ke-sabaran, kedamaian pasti dapat kau temukan.”

    Azman menatapku dengan air mata yang berlinangan, kemudian mengangguk perlahan, “Ma, insya Allah aku akan mencuba sekali lagi. Demi kita ma, demi keluarga kitani jua.”

    Senyuman terukir lebar di wajahku, menunjukkan keyakinan bahawa kasih sayang dan sokongan keluarga adalah cahaya yang akan terus menerangi jalan keluarga ku. Kami menghabiskan sisa hari atu dengan perbincangan yang lebih santai.

    Syurga Azman

    NASIHAT DANG MP

    Terima kasih atas perkongsian kisah awda dalam ruangan ini. Dalam setiap kesulitan, penting bagi kita untuk mengetahui bahawa kekuatan terbesar terletak pada komunikasi dan sokongan dalam keluarga.

    Jangan biarkan kegagalan menjadi penghalang awda untuk terus berusaha. Komunikasi yang jujur dan terbuka antara anggota keluarga dapat membuka jalan bagi penyelesaian yang tidak hanya menyelesaikan masalah tetapi juga mengukuhkan ikatan kasih sayang.

    Setiap masalah itu pasti ada jalannya kerana Allah berjanji dalam firmanNya di Surah Al-Insyirah, ayat 5 hingga 6 yang tafsirnya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Teruslah berusaha dan jangan menyerah.

    - Advertisment -

    Berita Berkaitan

    Disyorkan Untuk Awda

    Minyak harum Nur